Special day


Najla menghela napas untuk kesekian kalinya, gugup nampak jelas terpancar dari wajahnya.

“Najla, tangan kamu dingin. You okay?” tanya Kenny yang berdiri di sebelahnya sembari menggenggam satu tangan Najla.

Perempuan yang hari ini mengenakan dress putih bersih itu menggeleng, “Padahal papa yang mau nikah, tapi aku yang deg-degan.”

“Aku kira kamu sakit.”

“Aku gugup, Ken!”

“Gapapa, tandanya kamu ikut bahagia sama pernikahan papa.”

Kenny benar, hari ini adalah hari yang membahagiakan baginya. Seharusnya Najla menikmati acara resepsi pernikahan papanya.

“Aku seneng kok, hehe!”

Setelah bertahun-tahun menduda, akhirnya Arya menemukan wanita baru untuk ia jadikan istri. Wanita yang setelah ini akan menemani hari-harinya setelah lama menyendiri.

Dan Najla sebagai putri semata wayangnya tentu ikut merasakan kebahagian itu. Ia senang karena sang papa telah sepenuhnya melupakan wanita yang telah meninggalkannya dulu.

Acara digelar di luar ruangan yang lahannya tidak terlalu luas karena memang tidak banyak mengundang orang lain. Hanya mengundang orang terdekat dan teman bisnis Arya.

Seolah tuhan merestui pernikahan kedua Arya, langit saat itu juga terpantau cerah disertai dengan gumpalan awan putih bersih dan matahari yang tidak terlalu terik.

Saat sesi pengucapan janji pernikahan dimulai, semua tamu serentak menghentikan aktivitasnya hendak mendengarkan ucapan janji yang akan Arya ucapkan.

Mata Najla berbinar-binar saat papanya dengan lantang mengucapkan janji suci tersebut. Menurutnya hari ini adalah hari dimana Arya terlihat sangat gagah, hebat, dan lebih tampan dari biasanya.

Orang-orang disekitar bersorak ketika Arya menyelesaikan ucapan janjinya dengan lancar.

Sorakan semakin terdengar kala di depan sana, di altar pernikahan itu Arya untuk pertama kalinya mengecup wanita yang telah sah menyandang status sebagai istrinya.

Begitupun dengan Najla, ia merasa bangga karena memiliki Arya sebagai papanya.

Saat sedang heboh bersorak dan tepuk tangan, tiba-tiba bahunya ditepuk pelan oleh seseorang, membuat ia refleks menoleh.

Kenny.

Laki-laki yang mengenakan jas formal itu berlutut di hadapan Najla, dengan kotak cincin yang terbuka di tangannya Kenny berkata, “Najla, will you marry me?

Sorakan yang tak kalah heboh kembali terdengar. Menyudutkan Najla untuk segera mengatakan yes pada Kenny.

Najla terlalu terkejut dengan aksi Kenny yang tiba-tiba ini sampai ia hanya menutup mulu menggunakan dua tangannya saking tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar.

Pandangan Najla kembali ke altar, mencari bantuan dari papanya yang ternyata langsung mengangguk dan menunjukan dua jempolnya.

Setelah melihat itu, dengan keyakinan penuh Najla menjulurkan tangannya.

I have no reason to say no, so.. Yes.